دَعْوَةُ ذِي النُّونِ الَّتِي دَعَا بِهَا فِي بَطْنِ
الْحُوتِ، لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ،
لَمْ يَدْعُ بِهَا مُسْلِمٌ فِي كُرْبَةٍ إِلا اسْتَجَابَ اللهُ لَهُ.
Artinya:
“Doa Zin nun
(Nabi Yunus) yang dipanjatkannya di dalam perut ikan, yaitu لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ, jika ia dipanjatkan oleh orang muslim
dari sebuah kesulitan, maka Allah SWT akan mengabulkannya.”[Hadits
ini dikeluarkan oleh Imam at-Tirmidzi dari Sa’ad bin Abi Waqqash. [Lihat: Sunan
at-Tirmidzi, kitab ad-daawât, bab Fadl at-Tasbih wa at-Tadzkir, no. hadits:
3503, hlm. 795-796].
“stop,
jangan pernah berpikir dan berkeinginan untuk kembali melakukan hal yang sama!
Jika Anda berhenti dan bertaubat, maka segala-galanya kembali kepada Allah SWT,
dan Insya Allah, Dia akan mengampunimu. Bukankah Dia yang Maha Pengampun dan
Pemurah? Akan tetapi, jika Anda kembali lagi, takutnya, Anda tidak punya
kesempatan lain lagi untuk berhenti dan bertaubat, sehingga dengan sendirinya
Anda termasuk penghuni neraka. Jangan pernah kembali lagi ke sana! Di depan
Anda terdapat jalan hidup yang terang benderang.”
“Islam tidak
pernah berdiam diri melihat Anda terjerumus di lembah kemaksiatan, sehingga
jalan hidup Anda gelap gulita; pikiran dan hati buntu, galau, dan tidak
terarah. Olehnya itu, sejak dini Islam menyuguhkan kepada Anda dua langkah
positif dalam hal ini: pertama: pengakuan diri terhadap dosa yang telah
dilakukan, dan berjanji untuk kembali ke jalan hidup yang benar dengan
melantunkan kalimat tauhid (لا إِلَهَ إِلا أَنْت), dan tasbih (سُبْحَانَك) sebagai langkah awal mengharap
pengampunan-Nya. Kedua: Meninggalkan dunia kejahatan, dan tidak pernah lagi
kembali menengoknya.”