Minggu, 29 Januari 2012

Green House #1


November 2010 ^_^
Di pagi yang sangat cerah dan keadaan yang mendukung, beberapa akhwat yang memiliki ide untuk mengisi waktu luang dan kesempatan, dimana ide tersebut adalah pergi berekreasi ke tempat wisata tepatnya di candi borobudur jawa tengah. Akhwat tersebut bernama mbak Herlyn Presianingtias, mbak prilyanti, Azza Mutiara Al Husna, Nur Apriana, dan Tiara. Saat itu pikiran kami adalah bagaimana caranya kami bisa menempuh perjalanan dalam satu hari ke beberapa tempat dalam satu arah tujuan baik waktu berangkat maupun pulangnya. Akhirnya rencana tersebut berjalan dengan lancar walaupun terik matahari yang sangat menyengat.
          Saat perjalanan, kami berusaha cepat dan memanfaatkan waktu. Alhamdulillah selama perjalanan kami lancar tidak ada hambatan. Hanya saja, setibanya di suatu daerah pasnya tempat jalan tembusan menuju ke burobudur, kami agak sedikit degdeg-an karena kami melewati rintangan berupa jembatan gantung yang di bawahnya terdapat sungai yang kedalamannya lumayan curam bahkan mau lewatpun harus satu persatu kemungkinan jembatan tersebut tidak kuat menahan beban. Hal tersebut diakarenakan bekas terjangan dari beberapa efek dari gunung berapi, yang mana waktu itu bertepatan seminggu setelah kejadian gunung berapi yang sangat mengkhawatirkan penduduk se-DIY dan se-JATENG.
          Beberapa menit kemudian setelah menunggu antrian melewati jembatan gantung tersebut, kami melanjutkan perjalanan menuju ke borobudur. Selama perjalanan tersebut, kami melewati desa-desa dan daerah-daerah yang terendam pasir dan sungai yang diibaratkan pecahan pulau dan pepohonan yang merunduk akibat erupsi merapi. Beberapa menit setelah itu, alhamdulillah kami sampai ditujuan dangan rasa gembira. Sebelum masuk ke area antrian tiket, seperti biasa kaum hawa lakukan yaitu berfoto-foto (sok narsiz geetoohh). Setelah antrian selesai, mulailah kami berjalan menelusuri jalan-jalan dan tempat-tempat yang terdapat disana dan tidak lepasnya berfoto-foto agar bisa menjadi suatu kenangan di kemudian hari.
          Setelah beberapa jam mengelilingi sekitar wilayah borobudur, kami menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak karena merasa kelelahan dan kehausan. Dengan muka yang kusut, capek, panas, tetap berusaha agar semua merasa have fun saat itu, ditambah ada orang taiwan lagi buat video lucu banget, dengan ekspresi heran dan pengen ketawa karena tidak paham pembicaraan mereka saat melihat orang taiwan tersebut ternyata cuma komat kamit, berpose dan berekspresi sesuai lagu yang dinyanyikannya. Setelah itu kami beranjak dari tempat itu kemudian pindah ke tempat yang lain dan ternyata disana kami menjumpai beberapa oreng cina yang sedang berbincang-bincang. Saat itu tidak sengaja saya dan teman saya yang bernama Nur Apriana memperhatikan salah seorang dari beberapa orang cina tersebut seraya membicarakannya menggunakan bahasa arab “khidzaauha murtafi’ jiddan / maa arfa’ khidzaauhaa”, kemudian teman sayapun menjawab “na’am za”. Setelah itu ada seorang cowok nyambung pembicaraan kami seraya  berkata “iy mbak, bagus eah sepatunya pa lagi orangnya”, dengan perasaan heran, bingung dan malu karena cowok tersebut paham apa yang kami bicarakan, setelah itu kami langsung pergi sambil menahan ketawa.
          Dalam jangka waktu yang cukup lama, kami sepakat untuk beranjak pulang ke jogja. Selama perjalanan melewati magelang tepatnya daerah yang banyak tertimbun lahar dingin merapi, kami menyempatkan diri mampir untuk melaksanakan sholat dzhur di suatu masjid di pinggir daerah yang tertimbun lahar dingin tersebut. Setelah itu, kami melihat-lihat kawasan disekitar yang benar-benar menakjubkan, terlihat disana terdapat batu yang sangat besar yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Setelah mapir beberapa menit disana, kami melanjutkan perjalanan pulang ke jogja. Subhanallah melewati jalan yang sempit karena ada perbaikan jalan yang putus akibat dari lahar dingin merapi, dan melewati jalanan yang berlumpur dan sempit. Saat itu terlihat seorang bapak yang sedang mengemudi motornya tiba-tiba terpeleset, saya merasa kasihan dengan beliau, akan tetapi ketika saya ingin berhenti membantu bapak tersebut, datang lah seorang pemuda seraya berkata “dah mbak gak pa2, mbak lanjut saja, biar saya yang menolong bapaknya”, sayapun akhirnya berterimakasih pada pemuda tersebut dan melanjutkan kembali perjalanan. Akan tetapi, saya terpisah dari teman-teman yang lain. Alhamdulillha saya bisa mengejar mereka dengan kecepatan yang tidak wajar umumnya pada wanita yang mengendarai. Selama perjalanan saya dan teman saya (nana), melepaskan keinginan yang sangat konyol, yaitu balapan di sepanjang perjalanan menuju jogja. Serasa senang, lucu, degdegan karena perjalanan sangat rame dengan kendaraan yang besar-besar (ex.tronton, bus, truk2, etc).
          Selama perjalanan tersebut, setiap ketemu di lampu merah kami diomel-omel ma mbak kos kami yaitu mbak herlyn dan mbak prily, karena mereka kewalahan ngejar kami yang asyik balapan, dapat satu si nana, saya dan tiara bablas, dapat saya dan tiara eh malah si nana bablas. Akhirnya mbak2nya lepas tangan karena kewalahan ngawasi kami (karena mereka takut terjadi sesuatu pada kami). Alhamdulillah sampai jogja dengan selamat. Eh secara tiba-tiba langsung turun hujan deras, tanpa mengenakan mantel hujan kami tetap melaju dalam keadaan hujan deras. Setibanya di salah satu lampu merah di jogja, tidak sadar dan tidak sengaja melepaskan rem kami dan rem tangan karena berniat ingin membenarkan kaca helm, eh ternyata motor yang saya pun bergerak ke depan yang akhirnya menabrak pengemudi seorang bapak yang tepat di depan motor saya. Aduh malu rasanya, tapi sambil menahan ketawa dan takut gitu dimana curah hujan yang semakin deras. Saat itu saya merasa bingung, karena bapaknya tidak marah, si tiara malah enggan bangun dari motor yang jatuh, eh si nana malah ketawa puas.
          Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju ke kosan, akan tetapi saya, nana dan tiara, malah mampir ke taman sari dahulu kebetulan lewat. Saat lewat di suatu jalan tiba-tiba dengan melaju yang cepat, eh si nana hampir ja nabrak bule gitu, seketika itu antara nana dan si bule langsung sama-sama berhenti, dan alhamdulillahnya si bule tidak marah2, akhirnya saya dan tiarapun gantian menertawakan si nana. Tak lama kemudian, sampailah kami di kosan tercinta yang kami sebut “green house”. Setelah itu kami beristirahat sejenak, kemudian dilanjutkan dengan pembenahan diri. Akhirnya lelah yang kami rasakan benar2 terasa karena kebersamaan tersebut dan akhirnya sama2 beristirahat di ruang tepatnya di depan TV dimana tempat tersebut adalah tempat kebersamaan kami.
#Trimakasih buat teman2 green house of UAD tercinta yang telah mengisi hari2 ku dengan berbagai rasa dari canda tawa, suka duka, etc dah ..... semoga kita semua sukses dan tetap istiqomah di jalan ALLAH  SWT. Aamin !!!   

Sabtu, 28 Januari 2012

Menyentuh Hati Melalui Da'wah


            Sebelum membahas tentang bagaimana cara menyentuh hati dengan da’wah yang kita tempuh, ada baiknya kita mengingat kembali satu hal yang harus ada dalam prinsip perjalanan hidup kita dalam melangkah seperti dalam wasiat Hasan Albana, yaitu “Janganlah Engkau berputus asa, karena putus asa bukanlah akhlaq seorang muslim. Ketahuilah bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari ini adalah mimpi hari esok. Waktu masih panjang dan hasrat akan terwujudnya kedamaian masih tertanam dalam jiwa masyarakat kita, meski fenomena-fenomena kerusakan dan kemaksiatan menghantui mereka. Yang lemah tidak akan lemah sepanjang hidup-nya dan yang kuat tidak akan selamanya kuat”.
            Sama halnya yang ingin kita lakukan dalam memahami atau mengenal orang lain. Ada yang kita kenal dengan istilah “individu”, yaitu komponen terkecil penyusun masyarakat, Dia memegang peranan penting dalam menentukan perjalanan dan bentuk masyarakat itu sendiri. Oleh kerana itu, yang menjadi tonggak dalam gerakan kita adalah individu, kemudian keluarga, dan akhirnya masyarakat. Maka perbaikilah dirimu terlebih dahulu, kemudian serulah orang lain ke jalan kebaikan. Kerana terwujudnya peribadi-peribadi yang benar-benar mukmin akan membuka banyak peluang untuk sukses. Inilah karakteristik Islam yang paling menonjol, yaitu pembentukan pribadi yang islami.
            Bukankah ini adalah tujuan dakwah? Bukankah mencari pengikut dengan cara seperti ini adalah tindakan yang bijaksana dan akan membuahkan hasil yang jelas? Tugas kita adalah meluruskan pendapat umum yang salah terhadap Islam. Jika individu bisa menjadi baik, maka nusyarakat pun akan menjadi baik, dan dengan sendiri-nya Islam akan berdiri tegak.
TUGAS KITA yang pertama adalah memberi arahan (taujih) dengan perlahan agar tidak salah dalam memberikan arahan tersebut. Kita juga harus mampu untuk mengalirkan kekuatan dan sumber energi terhadap mereka agar senantiasa mampu menyinari sekeliling mereka. Jika kita tidak memiliki kunci untuk berda’wah ataupun mengenal mereka lebih dekat, maka sulit bagi kita untuk masuk dan memberi apa yang ingin kita beri kepada orang lain. Maka dari itu kita harus memiliki potensi tersebut. Tugas kita juga harus pandai cara menghayati hati dan pola pemikiran. Yang perlu diperhatikan adalah dalam mendekati mereka dibutuhkan langkah yang cermat dan lemah lembut kerana biasanya pemuda-pemuda ini mempunyai seseorang yang, mereka segani dan hormati. Jika seorang da'i dapat mendekati orang tersebut, sangat dimungkinkan pemuda-pemuda itu mengikuti dakwah kita. Namun jika pendekatan ini tidak berhasil, sebagai da'i tidak boleh putus asa. Selanjutnya kita mulai melihat atau memandang mereka dengan hangat selayaknya saudar sendiri, kemudian kita dahulu yang memulai untuk berkenalan disertai dangan mengingat (menghafal) nama mereka karena disinilah  terjadi interaksi dan lahir sifat saling percaya dan ingin tahu sesama individu. Ia merupakan langkah awal dan benang pertama yang mengikat antara hati individu. Ia adalah benang yang mengikat bolabola kecil yang berserakan. Setiap orang tentu akan merasa senang jika dipanggil dengan namanya, apalagi dengan nama yang paling ia sukai.
Menghafal nama mempunyai peran yang amat penting. Oleh kerana itu, beberapa metode yang dapat membantu permasalahan ini :
    Hendaklah kita tanamkan rasa ingin dan suka menghafal nama orang lain.
  Ketika sedang berkenalan, hendaklah kita siap untuk menghafal namanya secara lengkap atau sebagian saja lalu mengingat-ingat dan memakainya pada saat itu juga tatkala bercakap-cakap.
    Nama biasanya terdiri dari tiga bagian: namanya sendiri, nama orang tuanya, dan nama keluarganya. Nama yang paling disukai oleh pemiliknya adalah namanya sendiri, maka panggillah ia dengan panggilan kesayangannya.
    Ketika berkenalan dengan nama yang baru, kita harus mengingat orang-orang yang mempunyai Nama yang sama yang telah kita kenal sebelumnya agar mudah untuk menghafal.
    Pada waktu berkenalan, kita harus memperhatikan wajah dan keadaannya apakah Ia berjanggut, memakai kaca mata, bagaimana warna kulit, suara, bentuk tubuhnya, pekerjaannya, serta di mana dan bagaimana perkenalan itu berlangsung (sesuatu yang khas yang Ia miliki).
    Untuk memantapkan ingatan,  kita bisa menulis nama-nama tersebut, dan setiap kali bertemu hendaklah kita memanggil mereka dengan nama-nama tersebut. Jika tempat tinggalnya jauh, hendaklah kita mengirim surat kepadanya atau menyempatkan diri untuk silaturahim ke tempat tinggalnya, kerana ini mempunyai dampak yang amat besar dalam mempererat hubungan kita dengan mereka. Surat menyurat dan silaturahim itu sendiri merupakan sarana dalam tarbiyah.
    Ketika bertemu lagi, kita harus mengingat-ingat pertemuan-pertemuan sebelumnya dan pertemuan yang pertama kali, kerana ini dapat membantu dalam mengingat namanya dengan cepat.
    Berkenalan dengan seseorang merupakan pintu bagi kita untuk berkenalan  dengan teman-temannya, hingga kita mempunyai data nama yang amat banyak. Kita pun harus berusaha agar nama-nama itu tetap melekat di kepala.  Selanjutnya jika tahapan tersebut telah kita lakukan secara perlahan, dilanjutka dengan tahapan berikutnya, yaitu :
œ    Pertama, jika bertemu maka berilah salam. Mengucapkan salam adalah langkah pertama, akan semakin mantap jika diikuti dengan berjabat tangan. Ucapan salam harus disertai dengan perasaan cinta, senang, dan wajah yang berseri agar fungsi ucapan salam itu terwujud. Menagucapkan salam juga termasuk sebagai pembuka hati dan pemberi kedamaian. Setelah itu saling memperkenalkan nama, pekerjaan, dan tempat tinggal. Dengan demikian kita telah menapaki tahap awal dalam berdakwah. Bahkan kita juga mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, karena berjabat tangan merupakan salah satu sarana penghapus dosa diantara keduany, jika waktu memungkinkan. 
œ    Kedua, jika tidak kelihatan maka cari tahulah. Watak sebuah perkenalan adalah jika seseorang yang telah kita kenal itu tidak kita lihat dalam waktu tertentu, maka kita harus mencari kabar tentang keadaannya atau menghubunginya, baik lewat telepon maupun surat.
œ    Ketiga,  jika sakit maka jenguklah. Sunnatullah akan berlaku pada setiap orang, maka suatu saat ia akan merasa gembira, sedih, atau sakit dan setiap kondisi harus disikapi dengan sikap yang islami. Jika kita mendengar bahawa teman kita sakit, kita harus cepat-cepat menjenguknya, memberikan kesejukan, dan mendoakan untuk kesembuhannya akan sangat baik lagi jika kita membawa hadiah yang sesuai.
œ    Keempat, jika ia mengundangmu maka penuhilah. Setelah melewati tahapan-tahapan di atas maka hubungan antara kalian akan semakin erat. Suatu saat teman kita akan menghadapi keadaan-keadaan penting, seperti sukses dalam tugas, pernikahan, atau yang lainnya, lalu ia mengundang kita untuk menghadiri acara-acara tersebut. Kita harus memenuhi undangan tersebut kerana ini merupakan kesempatan berharga yang tersedia tanpa harus kita rencanakan sebelumnya. Begitu juga sebaliknya, kita pun harus mengundangnya dalam acara-acara penting yang kita adakan.
œ    Kelima, jika ia bersin dan mengucapkan "hamdalah" maka jawablah (ucapkan "yarhamukallah") Duduk bersebelahan dengan orang yang belum dikenal di suatu tempat, baik di perjalanan, pesta, mahupun tatkala menjenguk orang sakit, lalu orang yang duduk di sebelah kita itu bersin maka hendaklah kita menoleh kepadanya dengan wajah berseri seraya mengucapkan, "yarhamukallah (mudah-mudahan Allah memberi rahmat kepada Anda)." Tentunya hal ini akan menjadikan dirinya merasakan sesuatu yang baru dan setelah itu kita dapat bercakap-cakap dengannya.
œ    Keenam, jika ia meninggal dunia maka antarkanlah ke tempat pemakamannya. Apa yang dapat ia lakukan setelah meninggal dunia dan dikubur? Pada hakikatnya, mengantar orang lain yang meninggal ke tempat pemakaman adalah mengantar dirinya sendiri, yang ia akan dapat mengambil nasihat, pelajaran, dan merenungkannya. Ini sebuah sunah Rasulullah saw. yang menggambarkan persatuan dan kesatuan kaum muslimin. Jika sebelumnya kita dapat mengenal pribadi orang yang telah meninggal dunia, maka sekarang kita dapat menggunakan kesempatan untuk berkenalan dengan keluarganya dan orang-orang yang berta'ziah ke rumahnya, dst.
œ    Ketujuh, saling tolong menolong dalam hal apapun selagi perbuatan itu bernilai baik. Milikilah sifat empaty terhadap sesama, itu menunjukkan sikap peduli kita terhadap mereka dan berusaha memberikan yang terbaik. Ada sebuah ungkapan yang mengatakan, "Berbuat baiklah, dan lemparkan kebaikan itu ke dalam lautan." Akan tetapi, kami mengatakan, "Berbuat baiklah kerana Allah, niscaya kebaikan itu akan kembali kepadamu di dunia mahupun di akhirat."
Selanjutnya adalah menebarkan senyum kepada mereka, itu termasuk salah satu tanda sikap ramah kita.  Senyuman adalah gambaran isi hati yang menggerakkan perasaan dan memancar pada wajah seperti kilatan cahaya, seakan berbicara dan memanggil, sehingga hati yang mendengar akan terpikat karena rasa itu muncul dari hati yang ikhlas, maka kita juga akan merasakan dampaknya bagi tubuh kita terutama bagian wajah kita. Mengenai hal ini Rasulullah telah mengingatkan kepada kita dengan sabdanya,
"Kamu tidak akan dapat membahagiakan orang lain dengan hartamu, tetapi yang dapat membahagiakan mereka adalah wajah yang ceria dan akhlak yang mulia."
Hendaknya sikap kita saat bertemu mereka kemudian berbincang-bincang dengan tutur kata yang sopan, lemah lembut, dst. Penampilan dengan akhlaq yang baik, akan membuat mereka (si pendengar, si pelihat) akan merasa takjub dan senang. Dalam hal tersebut kita juga harus memiliki aura (cara memendang) yang baik seperti dengan cara penuhi pandangan kita dengan kasih sayang terhadap mereka.
            Selanjutnya jika kita mendapatkan hal yang buruk dari orang lain, sebaiknya kita membalas keburukan mereka dengan kebaikan kita (tidak berbalas dendam). Hal itulah yang dapat menguji kekuatan kita untuk berda’wah dan mengenal watak orang lain, dan kesabaranlah cara kita untuk menunjukkan bahwa kita tidak memiliki dendam terhadap mereka. Sikap lunak dan kasih sayang dalam kesabaran dapat mendekatkan pada hakikat yang tidak diketahuinya. Sehingga bila mereka memahami dan merasakan, niscya mereka akan mengimani dan meyakininya.
            Langkah selanjutnya yaitu optimisme yang penuh dan lapang dada. Untuk memahami orang lain perlu dengan kesabaran yang ekstra. Seseorang yang berusaha menyentuh hati orang lain juga harus mempunyai karakteristik yang cerdas dan bersih. Akan tetapi kebersihan dan kecerdasan hati tersebut murni dari nuraninya. Interaksi sesama dengan saling pengertian dapat menimbulkan ketenangan batin dan kebahagiaan hati, bahkan dapat membangkitkan rasa optimisme walaupun tidak dapat diungkapkan. Dalam perjalanan untuk saling mengenal juga diperlukan kritik dan saran untuk pembenahan atau perbaikan agar lebih baik lagi. Interaksi da’wah yang tidak memperhatikan kepekaan hati dan perasaan, maka akan merusak sendi-sendi perjalanan perkenalan yang telah dibangun. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah akhlaq kita dalam bersosialisasi kepada orang lain dengan keindahan bahasa hati dan jadilah saudara yang hangat bagi mereka agar kita bisa menjadi orang yang berharga dalam perjalanan kisah hidupnya, jangan sampai kita merusak ukhuwah yang telah dibangun dengan sikap kita yang lalai hingga mengecewakan mereka. Ingatlah saudara ku, cintailah saudara kita selayaknya kita mencintai diri kita sendiri, akan tetapi sewajarnya saja tidak melebihi cinta kita pada sang khaliq.

Minggu, 22 Januari 2012

Cinta Haqiqi


Para filosof seringkali membicarakan tentang makna cinta dan akhirnya kesimpulannya tetap terserah kepada siapa yang memandang. 
Cinta dapat menjadikan manusia menjadi sangat mulia, dan cinta pula yang menjadikan orang menjadi tercela,akan tetapi tidak untuk disalah gunakan untuk hal yang tidak bermanfaat, contohnya seperti orang-orang yang pada umumnya berpacaran. Manusia diciptakan dengan memiliki rasa cinta dan kasih sayang kesesamanya, dan kemudian mencari sesuatu apa yang dicintainya, akan tetapi berhati-hatilah dalam mencintai, dan cintailah hanya orang-orang (sesuatu) yang memang patut dan layak dicintai dalam batas sewajarnya.
“Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum, kecuali akan digiring bersama mereka kelak” [H.R. Ahmad].
Seorang sahabat nabi, yang karena cintanya kepada beliau (Rosulullah), rela menghadang panah-panah dengan tubuhnya untuk melindung beliau, dan cinta semacam ini adalah cinta yang penuh dengan nilai kemuliaan. Seorang ayah, karena cintanya kepada anaknya, rela bekerja siang malam, bahkan lembur segala, untuk membahagiakan istri dan anaknya, untuk sekedar melihat senyum mengembang di bibir istri dan anaknya, maka cinta yang demikian adalah cinta yang mulia. Cinta yang dapat membawa kepada nilai kebaikan dan kemuliaan dengan hati yang penuh keikhlasan dan mengharap Ridho-Nya.

Dalam islam mengenal beberapa peringkat cinta, akan tetapi yang menduduki tempat teratas ialah cinta yang hanya mampu kita persembahkan kepada Rabb Yang Mahaagung, yang mampu menciptakan rasa ingin mempersembahkan gemerincing rupiah terakhir dan tetes darah penghabisan hanya(semata-mata) untuk-Nya dan Ridho-Nya,  "Orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Alloh." (QS. Al-Baqarah:165)Cinta yang inilah yang akan memberikan manfaat besar bagi kita, bahkan Allah akan memberikan balasan yang setimpal kepada semua mahluknya dengan cinta yang sama seperti apa yang diberikan oleh mahluknya itu kepada-Nya. Dan cinta siapakah yang lebih baik selain dari cinta yang diberikan Allah kepada mahluknya. Kemudian cinta akan kerinduan bertemu dengan Rosulullah dan mengikuti sunna-sunnahnya, cinta kepada sesama mu’min denagn mu’min lainnya, menjadikan sesama muslim sebagai saudara untuk mengikat ukhuwah yang islami, rasa simpati yang dapat menumbuhkan keinginan untuk berbuat kebaikkan, saling menasihati, saling mengingatkan, menyelamatkan manusia dari ancaman siksa Allah di hari akhir, yang terakhir adalah cinta yang merupakan kadar cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta kepada selain manusia, seperti harta benda, pangkat, dan kedudukan. Bila dikelola dengan baik dan disertai rasa syukur, ia dapat menumbuhkan ghirah (semangat) untuk memanfaatkan dan mendayagunakannya di jalan Allah.
Menjadikan hidup kita dalam naungan cinta, adalah suatu keindahan yang bisa memberi warna dalam hidup kita, akan tetapi jangan sampai cinta it berlandaskan pada hawa nafsu dan pilihlah cinta yang hanya berlandaskan kecintaan pada Allah dan Rasulullah. Dan cintailah hanya orang (sesuatu) yang memang layak untuk kita cintai, yang akan bersama kita menuju ridha-Nya hingga di Jannah kelak. Aamin ..

Jumat, 20 Januari 2012

Optimis


دَعْوَةُ ذِي النُّونِ الَّتِي دَعَا بِهَا فِي بَطْنِ الْحُوتِ، لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ، لَمْ يَدْعُ بِهَا مُسْلِمٌ فِي كُرْبَةٍ إِلا اسْتَجَابَ اللهُ لَهُ.
Artinya:
“Doa Zin nun (Nabi Yunus) yang dipanjatkannya di dalam perut ikan, yaitu لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ, jika ia dipanjatkan oleh orang muslim dari sebuah kesulitan, maka Allah SWT akan mengabulkannya.”[Hadits ini dikeluarkan oleh Imam at-Tirmidzi dari Sa’ad bin Abi Waqqash. [Lihat: Sunan at-Tirmidzi, kitab ad-daawât, bab Fadl at-Tasbih wa at-Tadzkir, no. hadits: 3503, hlm. 795-796].

“stop, jangan pernah berpikir dan berkeinginan untuk kembali melakukan hal yang sama! Jika Anda berhenti dan bertaubat, maka segala-galanya kembali kepada Allah SWT, dan Insya Allah, Dia akan mengampunimu. Bukankah Dia yang Maha Pengampun dan Pemurah? Akan tetapi, jika Anda kembali lagi, takutnya, Anda tidak punya kesempatan lain lagi untuk berhenti dan bertaubat, sehingga dengan sendirinya Anda termasuk penghuni neraka. Jangan pernah kembali lagi ke sana! Di depan Anda terdapat jalan hidup yang terang benderang.”

“Islam tidak pernah berdiam diri melihat Anda terjerumus di lembah kemaksiatan, sehingga jalan hidup Anda gelap gulita; pikiran dan hati buntu, galau, dan tidak terarah. Olehnya itu, sejak dini Islam menyuguhkan kepada Anda dua langkah positif  dalam hal ini: pertama: pengakuan diri terhadap dosa yang telah dilakukan, dan berjanji untuk kembali ke jalan hidup yang benar dengan melantunkan kalimat tauhid (لا إِلَهَ إِلا أَنْت), dan tasbih (سُبْحَانَك) sebagai langkah awal mengharap pengampunan-Nya. Kedua: Meninggalkan dunia kejahatan, dan tidak pernah lagi kembali menengoknya.”